Pembelajaran berbasis kerja (Work-Based Learning/WBL) telah lama diterapkan dalam pendidikan kejuruan, tetapi penerapannya di wilayah 3T masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam meningkatkan pemahaman awal, berpikir kritis, dan kreativitas peserta didik. Buku yang berjudul “Pengembangan Model WBL-HOTSE Work-Based Learning Higher Order Thinking Skills Employability (WBL-HOTSE) untuk Sekolah Menengah Kejuruan Daerah 3T”, adalah perpaduan antara WBL dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), yang dirancang untuk meningkatkan kesiapan kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain itu, buku monograf ini menggunakan metode pengembangan Borg and Gall yang berlandaskan pendekatan Puslitjaknov. Model WBL-HOTSE dikembangkan melalui enam sintaks utama: Persiapan, Perancangan Model, Demonstrasi, Keluaran, Hasil, dan Refleksi. Validitas model diuji menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA), sementara tingkat praktikalitas dan efektivitasnya diukur melalui instrumen tes dan non-tes. Berikutnya, model WBL-HOTSE memiliki tingkat kecocokan yang baik dengan nilai realisme mencapai 0,878, menunjukkan bahwa model ini sangat realistis untuk diterapkan. Selain itu, efektivitasnya dalam meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa mencapai 80,20%, masuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian, WBL-HOTSE terbukti sebagai model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kompetensi siswa di wilayah 3T, menjadikannya strategi yang inovatif dalam pendidikan kejuruan berbasis HOTS.